Teman-teman, Kalian pernah mendengar cerita tentang harta
karun? Kalau ada yang bercerita tentang harta karun maka yang dimaksudkan
adalah harta yang terpendam di dalam tanah, di gua-gua atau di dasar laut
Mungkin dinamakan harta karun, karena harta itu terbenam
di dalam tanah. Seperti yang terjadi pada Qarun dan hartanya yang dibenamkan
Allah, sebagaimana yang dikisahkan di dalam ayat Al-Qur’an di atas. Wallahu
a’lam. Allah lah yang lebih tahu.
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya).”
(QS A;-Qashash [28] : 81)
Kalian ingin tahu bagaimana kisahnya? Yuk kita baca
bersama-sama...?
Dahulu, di zaman Nabi Musa alaihis salam hiduplah
seseorang yang bernama Qarun Kepadanya, Allah anugerahkan harta kekayaan yang
melimpah Kunci-kunci harta kekayaannya sangat berat dipikul oleh beberapa orang
laki-laki yang kuat
Ada yang mengisahkan bahwa kunci-kunci harta kekayaan
Qarun terbuat dari kulit yang dibawa oleh 60 ekor keledai. Wallahu a’lam Allah
lah yang lebih tahu.
Allah berkisah tentang Qarun di dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa , maka ia
berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya
perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah
orang yang kuat-kuat.”
(QS Al-Qashash [28] : 76)
Setelah Qarun dianugerahi harta yang melimpah Dia tidak
bersyukur kepada Allah Dia malah menjadi sombong dan berbuat aniaya Dan tidak
mendermakan hartanya kepada orang yang membutuhkan Maka orang-orang shalih dari
kaumnya memberikakan nasihat kepada Qarun, sebagaimana yang Allah kisahkan
dalam Al-Qur’an:
“Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak
menyukai orangorang yang terlalu membanggakan diri.” (QS Al-Qashash [28] : 76)
Mereka mengingatkan Qarun agar tidak sombong terhadap
harta yang dimilikinya, karena Allah membenci orang-orang yang sombong dan
tidak bersyukur atas nikmat yang Dia anugerahkan kepada mereka.
Lalu mereka berkata pula:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi.” (QS Al-Qashash [28] : 77)
Mereka menasihatkan Qarun untuk berbuat ketaatan dengan
nikmat harta yang Allah berikan, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan
melakukan amal-amal shalih yang akan mendatangkan pahala baik di dunia maupun
akhirat.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (QS Al-Qashash [28] : 77)
Qarun dinasihatkan untuk berbuat baik kepada mahluk Allah
lainnya, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadanya, dan tidak berbuat
kerusakan di muka bumi.
Lalu Qarun dengan congkaknya berkata seperti yang Allah
kisahkan:
“"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena
ilmu yang ada padaku". (QS Al-Qashash [28] : 78)
Qarun tidak memperdulikan nasihat kaumnya. Dia menganggap
bahwa dia berhak mendapat anugerah dari Allah berupa harta kekayaan, karena
ilmu yang dimilikinya, karena kepandaiannya.
Padahal Allah membantah perkataan Qarun itu.
Allah berfirman:
“Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh
telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih
banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang
berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.”
(QS Al-Qashash [28] 78)
Ya, Allah telah membinasakan orang-orang terdahulu yang
lebih banyak hartanya daripada Qarun.
Tetapi Qarun tidak mengambil pelajaran dari kisah
orang-orang terdahulu yang Allah binasakan karena kesombongannya, malah berbuat
kesombongan dan aniaya sseperti mereka.
Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya.
Allah berfirman mengabarkan tentang Qarun, pada suatu
hari keluar menemui kaumnya dengan seluruh kemegahannya, dengan perhiasan yang
mempesona dan keindahan yang sangat menakjubkan berupa kendaraan dan pakaian,
serta para pembantunya.
Lalu orang-orang yang menginginkan harta dan kesenangan
dunia seperti Qarun berkata:
“"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang
telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar". (QS Al-Qashash [28] : 79)
Ketika orang-orang yang berilmu mendengarkan perkataan
mereka, dia berkata kepada mereka:
“"Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah
adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak
diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".” (QS
Al-Qashash [28] : 80)
Teman-teman, tahukah kalian bagaimana akhir kehidupan si
Qarun yang sombong itu?
Setelah mengisahkan tetang kesombongan dan keangkuhan
Qarun di hadapan kaumnya, lalu Allah mengabarkan di dalam Al-Qur’an bagaimana
Dia membinasakan Qarun beserta hartanya:
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).”
(QS Al-Qashash [28] : 81)
Hal itu seperti yang dikabarkan oleh Nabi kita Muhammad .
Beliau berkata:
“Ketika terdapat
seorang laki-laki yang menjulurkan pakaiannya, tiba-tiba dilongsorkan dan dia dibenamkan ke dalam bumi hingga hari
kiamat.” (HR Bukhari)
Tidak ada yang dapat menolong Qarun. Harta kekayaan, para
pembantu dan pelayan yang banyak yang dimilikinya, tidak satu pun yang dapat
menolongnya dari Allah. Semuanya tidak dapat menolak kemurkaan, siksa dan
penghinaan dari Allah. Bahkan Qarun pun tidak dapat menolong dirinya sendiri.
Melihat azab Allah yang ditimpakan kepada Qarun, maka
orang-orang dari kaumnya yang dulunya menginginkan kedudukan seperti Qarun pun
berkata:
"Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa
yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya. kalau Allah tidak
melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni'mat
Allah)". (QS Al-Qashash [28] : 82)
Mereka baru sadar, bahwa sesungguhnya anugerah kekayaan
yang Allah berikan kepada Qarun, bukan berarti bahwa Allah ridha terhadapnya.
Mereka pun menyesal, karena jika saja Allah tidak melimpahkan karunia kepada
mereka, niscaya mereka juga akan dibenamkan ke dalam tanah karena
berangan-angan menjadi seperti Qarun.
Mereka akhirnya sadar, bahwa orang-orang yang mengingkari
nikmatnikmat Allah pasti tidak akan beruntung, sebagaimana nasib Qarun.
Nah, teman-teman, Allah mengabarkan kisah ini di dalam
Al-Qur’an agar kita mengambil pelajaran dari Qarun.
Kita harus selalu mensyukuri segala nikmat yang Allah
berikan dan tidak boleh sombong karenanya
Jika kita diberikan kelebihan harta kekayaan, kita tidak
boleh pamer dan membanggakannya kepada
teman-teman kita.
Bahkan, seorang Muslim yang baik, akan menolong
saudara-saudaranya yang kurang beruntung
seperti dirinya, dengan bersedekah kepada orang-orang miskin.
Jika kita diberi kepandaian, maka kita pun tidak boleh
berbangga dan memandang remeh teman yang lain. Tetapi menggunakan kepandaian
itu untuk hal-hal yang bermanfaat, dan membantu teman-teman yang kesulitan
dalam memahami pelajaran.
Dan jika Allah memberikan karunia berupa harta dan
kepandaian kepada orang-orang yang lain lebih baik dari kita, kita tidak boleh
iri hati. Itu tidak berarti Allah lebih sayang pada mereka. Karena Allah hanya
mencintai dan akan memberikan pahala bagi orang-orang yang taat kepada-Nya,
kepada orang-orang yang beramal shalih dan orang-orang yang sabar.
Lihatlah Qarun, Allah memberikan kepadanya harta yang
melimpah. Apakah karena Allah lebih
sayang padanya? Tidak! Bahkan ia ditimpa siksaan Allah. Karena itu kita
harus berhati-hati
jangan sombong...! jangan suka pamer...! jangan dengki
terhadap kelebihan orang lain...!
Teman-teman tidak ingin seperti Qarun bukan...?
sumber : http://www.raudhatulmuhibbin.org
Maraji: Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Surat Ql-Qashash ayat
76 – 82.
Penerbit Pustaka Imam Syafi’i, cetakan kelima, 2008.